![]() |
Dok: Mama Ama Perempuan Asal Sagea yang Viral karena Barani Mengkrtik Pencemaran Limbah di Sungai Sagea 2023 |
“Dari sampel darah perempuan yang diambil dari Desa Gemaf terutama dari ibu rumah tangga mengandung lebih banyak logam berat dibandingkan buruh perusahaan yang baru tinggal di sekitar tambang selama dua tahun. Ini karena perempuan lokal lebih sering berinteraksi langsung dengan air dan lingkungan sekitar.”
Bagaimana nasib perempuan ketika ruang hidup direnggut oleh perusahaan-perusahaan raksasa yang datang silih berganti? Mereka, para perempuan, yang hidup berdampingan dengan alam dengan hutan, sumber air yang memberi energi bagi makhluk hidup, dan tumbuhan hijau yang mekar. Anak-anak yang seharusnya menikmati alam sebagai tempat bertamasya, kini harus menghadapi alam yang telah berubah menjadi racun mematikan.
Baru-baru ini, sebuah studi dari Nexus3 Foundation dan Universitas Tadulako mengejutkan warga Maluku Utara. Studi tersebut mengungkapkan bahwa para pekerja dan warga yang tinggal di sekitar kawasan industri nikel Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) telah terpapar logam berat berbahaya seperti merkuri dan arsenik. Dari 46 sampel darah warga di Desa Gemaf dan Lelilef, ditemukan bahwa 47% mengandung merkuri dan 32% mengandung arsenik di atas ambang batas aman.
Dikutip dari Tempo.co, kadar logam berat yang tinggi ini mengindikasikan bahwa pencemaran telah menyebar melalui rantai makanan, terutama melalui konsumsi ikan lokal. Sampel ikan dari Teluk Weda menunjukkan kandungan arsenik mencapai 3,03 mg/kg, melebihi batas aman yang ditetapkan WHO sebesar 2 mg/kg.
Dalam sebuah diskusi publik bertajuk "Logam Berat: Ancaman Nyata PT IWIP di Laut Halmahera", Dr. Ramdani Salam, akademisi dari Universitas Khairun Ternate yang terlibat langsung dalam riset, menjelaskan bahwa merkuri tidak hanya digunakan dalam pertambangan emas, tetapi juga dihasilkan dari pembakaran batu bara.
Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara juga menghasilkan merkuri. Meski jumlahnya kecil, akumulasinya bisa sangat berbahaya. Merkuri yang masuk ke hewan kecil akan terus menumpuk saat dikonsumsi oleh hewan yang lebih besar, lalu menyebar melalui rantai makanan.
Ia juga memaparkan bahwa sampel darah perempuan yang diambil dari Desa Gemaf terutama dari ibu rumah tangga mengandung lebih banyak logam berat dibandingkan buruh perusahaan yang baru tinggal di sekitar tambang selama dua tahun. Ini karena perempuan lokal lebih sering berinteraksi langsung dengan air dan lingkungan sekitar. Dari dua desa tersebut, Gemaf menunjukkan tingkat paparan yang lebih tinggi dibandingkan Lelilef.
Logam berat seperti merkuri dan arsenik memiliki kepadatan tinggi dan sangat beracun. Keduanya muncul dalam proses pertambangan dan menghasilkan limbah industri. Kelalaian perusahaan dalam mengelola limbah membuat aliran sungai dan laut tercemar. Ikan-ikan mati, dan limbah yang tak terfilter berubah menjadi racun berbahaya bagi semua makhluk hidup.
Aktivitas pertambangan yang melebihi batas wajar mempercepat penyebaran logam berat melalui udara, air, dan tanah. Akibatnya, masyarakat yang hidup di sekitar kawasan tambang sangat rentan terhadap paparan berbahaya ini.
Begitulah kapitalisme bekerja mengambil keuntungan sebesar-besarnya, dan membiarkan masyarakat serta alam menjadi korban.
Logam Berat Mengancam Kesehatan Reproduksi Perempuan
![]() |
Dok: Rifya (Pendiri Sekolah Pesisir Perempuan) |
Dampak paling signifikan dirasakan oleh perempuan, terutama di tengah dominasi sistem patriarki. Dalam masyarakat patriarkal, perempuan selalu memikul tanggung jawab penuh dalam merawat anak, mengurus rumah tangga, sekaligus harus bekerja di luar sebagai petani atau nelayan. Inilah yang disebut dengan double burden (beban ganda), dan menjadikan perempuan sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Kecemasan pun muncul ketika perempuan menyadari bahwa mereka telah terpapar logam berat. Mereka khawatir mengenai bagaimana bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang sehat dan memastikan keselamatan anak-anak serta kesehatan reproduksi mereka.
Menurut laporan Komnas Perempuan, paparan merkuri akibat pengelolaan tambang yang buruk dapat menyebabkan gangguan reproduksi pada perempuan, seperti siklus menstruasi tidak teratur serta munculnya benjolan di area payudara dan leher.
Hal ini juga dialami oleh perempuan di Teluk Weda. Jika tidak ada mitigasi dini, krisis lingkungan ini akan terus menghantui dan memperburuk situasi.
Perempuan mengalami kekerasan dari berbagai arah dari relasi kuasa di keluarga, masyarakat, hingga negara. Hal ini karena status Quo Patriarki yang tidak berdiri sendir, ia berjalan seiring dengan hadirnya kapitalisme. Seperti yang dijelaskan oleh Maria Mies, tokoh Ekofeminisme Sosial Dunia Ketiga, bahwa ada hubungan erat antara kapitalisme dan patriarki.
Mies berpendapat bahwa kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan saling terkait yang menciptakan sistem eksploitasi. Patriarki menjustifikasi penindasan terhadap perempuan, sementara kapitalisme mengeksploitasi tenaga kerja perempuan dan alam demi keuntungan.
Alih-alih menyejahterakan masyarakat, kapitalisme justru melahirkan ketimpangan baru melalui eksploitasi sumber daya dan pencemaran lingkungan. Penemuan logam berat hanyalah satu dari sekian banyak wajah buruk pembangunan yang mengatasnamakan kemajuan.
Princes Van Galela( Pegiat isu-isu Perempuan dan Anak di Maluku Utara)
0 Komentar