Foto  Setelah  Aksi Penggusuran di Kalumata 
Oleh  Victor  Zapata 


Monumen yang berdiri tegak diatas aspal hitam

Di buat segitiga mata jalan

Ada jalur ke utara, selatan dan juga timur

Dari atas bukit yang landai

Terlihat lautan dan gunung penuh lampu


Monumen Tugu Makugawene

Ada bunga yang hijau melayu

Tak lagi terurus karena ditempati kawan-kawan

Ada cerita panjang memori sosial masyarakat

Masa lalu, masa kini dan akan datang

Diringkas jadi sejarah yang Agung suatu harapan


Monumen Tugu Makugawene

Anak-anak bermain setiap sore

Pemuda duduk beramai-ramai

Ada musik, ada mobil, ada kendaraan motor

Ada parkiran tukang ojek di sini menunggu penumpang


Monumen Tugu Makugawene

Sekarang jadi peringatan

Cerita tentang masa lalu akan berakhir

Yang indah kini jadi suram tak ada harapan

Diatas jalan aspal, ditembok kaki Tugu

Sedang ramai setiap hari, malam pun tak sunyi


Monumen Tugu Makugawene

Suara-suara nyanyian selalu ada

Diskusi dan cerita lepas dengan berbagai pikiran

Kawan-kawan selalu siaga

Bicara agar jangan ada yang merampas

Kini ada tulisan, ada kata, ada spanduk, ada kutukan


Monumen Tugu Makugawene

Di depan ada rumah warga yang berdekatan

Sisanya terpisah jauh

Diantara banyak rumah

Ada lima (5) rumah warga mau di gusur paksa

Dua diantara lima rumah masih bertahan karena berani melawan

Di dalam rumah dan depan Tugu Makugawene

Posko tempat kumpul kawan-kawan


Monumen Tugu Makugawene

Sekarang sudah waktunya mereka mau gusur

Petugas pengadilan memutuskan polisi dan tentara kawal peggusuran

Atas perintah manusia rakus Juharno dan anaknya menang perkara pemalsuan

Berapa kali diminta pergi berulang-ulang agar kosongkan rumah

Kami tak mau, kami menghalau petugas itu


Monumen Tugu Makugawene

Kini kami bertahan, dengan penuh keyakinan

Kami harus menghentikan penggusuran

Menang dan kalah adalah urusan perlawanan

Kami masih duduk dibawah Tugu Makugawene menunggu musuh datang

Kami masih melawan sebelum tumbang!! 

(2023, Posko Juang, Kalumata, Victor Zapata)