![]() |
Dokumentasi: Juleha Masri |
Saat diwawancarai Senin 27 November 2023 Ketua Bidang pemberdayaan perempuan, Anisa Hi Ali dalam mengatakan aksi yang digelar di depan kampus Unibra Akekolano demean isu yang diangkat "Stop Kekerasan Terhadap Perempuan" sebagai upaya pencegahan maraknya kekerasan seksual yang terjadi baik dilingkungan kampus dan masyarakat, tidak menjadikan semua tempat sebagai ruang aman bagi perempuan
"hal ini juga menjadi perhatian penuh pemerintah Kota Tidore Kepulauan karena sudah ada Perda No 4 Tahun 2020 yang bisa menepis angka kekerasan seksual yang terjadi sebab Tidore masuk urutan ke 3 angka kekerasan tertinggi." kata perempuan yang akrab disapa Nisa.
Berdasarkan data dari dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (DP3A) Provinsi Maluku Utara pada tahun 2020 tercatat sebanyak 144 kasus kekerasan perempuan dan anak. Tidore masuk urutan ke 7 bersamaan dengan kabupaten Morotai sebanyak 4 kasus.
Sementara diawal tahun 2022 Januari-Februari menurut data simfoni milik kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak ada 43 kasus yang terjadi di Maluku Utara, Tidore masuk urutan ke 3 setelah Kota Ternata dan Halmahera Utara dengan jumlah 6 kasus ditahun yang sama laporan kasus naik dua kali lipat yakni 48 laporan kasus
Untuk tahun 2023 Januari-Oktober angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak marak terjadi, hal ini menurut “data statistik” terdapat 192 kejadian di maluku utara yang memakan 230 korban dan melibatkan 444 pelaku. Dari jumlah tersebut 34,23% kekerasan seksual.
Dari tahun 2018-2023 telah terjadi 1276 kasus kekerasan dimaluku utara dengan 97,02% korbannya adalah perempuan dan 13,09% lainnya adalah laki-laki dan puncaknya pada tahun 2023 korban perempuannya bahkan melebihi total kasus yang terjadi yang 107,81%
Ia juga menambahakan Pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan tentunya membutuhkan sinergi dan kerjasama dari berbagai kalangan masyarakat untuk bergerak secara serentak, baik kalangan aktivis HAM perempuan, pemerintah, maupun masyarakat secara umum.
Meskipun strategi yang diterapkan dalam kegiatan kampanye ini sangatlah beragam. Sebab setiap daerah memiliki strategi berbeda sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya, serta situasi politik setempat.
"Namun tujuan pasti kampanye ini yaitu meningkatkan pemahaman mengenai kekerasan berbasis gender sebagai isu HAM" Tambahnya.
0 Komentar