![]() |
Dok: Jujaruh |
Kepada
Fadli Zon,
Anggota DPR RI
Kami dari Jujaruh, menulis ini dengan amarah dan kekecewaan atas pernyataan yang bobrok.
Pernyataan Anda yang menyebutkan bahwa perkosaan dalam tragedi Mei 1998 hanyalah rumor, adalah bentuk kekerasan baru terhadap para perempuan yang tubuhnya telah disayat oleh sejarah dan dilupakan oleh negara.
Kami menolak lupa.
Kami menolak bungkam.
Kami menolak tubuh perempuan disebut rumor.
Perkosaan adalah nyata. Bukan isapan jempol. Bukan cerita yang bisa dihapus dengan bahasa politik atau kelakar kekuasaan. Tubuh-tubuh yang diseret, diperkosa, lalu dibakar, bukan khayalan.
Mereka adalah anak, ibu, saudari yang tubuhnya dibungkam oleh rasa malu, oleh stigma, oleh negara yang tak pernah benar-benar hadir.
Perkosaan 1998 adalah luka bangsa.
Mengingkarinya adalah pengkhianatan terhadap kebenaran. Menyebutnya rumor, adalah menyiram garam di luka yang tak pernah sembuh.
Apakah Anda tahu rasanya menjadi perempuan yang disalahkan atas kekerasan yang menimpanya?
Apakah Anda tahu bagaimana rasanya trauma yang terus diwariskan dalam diam?
Bapak Fadli Zon,
Kami menuntut Anda meminta maaf secara terbuka. Bukan demi kami, tapi demi martabat para penyintas, yang selama 26 tahun memilih diam karena negara dan masyarakat tak pernah aman bagi mereka.
Jujaruh berdiri bersama tubuh-tubuh perempuan yang dilupakan sejarah,
bersama suara yang dilumpuhkan,
bersama luka yang dipaksa hilang.
Kami akan terus mengingat.
Kami akan terus menulis.
Kami akan terus melawan.
“Tubuh perempuan bukan rumor, Luka sejarah bukan ilusi.”
Ternate 18 Juni 2025
Jujaruh Maluku Utara
0 Komentar